September 11, 2016

Chez Bon, Hostel Pilihan Para Backpacker

Sekilas baca awalnya saya mengira ini adalah hostel 'import’ dari Perancis tapi tak disangka salah satu tokoh kuliner Indonesia Bondan Winarno adalah si empunya hostel mungil ini.

Merujuk dari situs web-nya Chez Bon, C'est Bon dalam bahasa Inggris artinya ‘Bon Place, It's Good’. Sederhana saja, mungkin si pemilik ingin agar tamu merasakan kesan yang bagus terhadap Chez Bon (baca: Se Bong). Kabarnya dulu di bawah hostel juga ada Kopi Oey, masih punyanya Pak Bondan. Sayangnya kini tutup dan digantikan restoran Bandros Bistro. Padahal saya sudah bermimpi pagi-pagi tinggal ngegelinding ke bawah nyicip kopi dan roti panggang kaya. 


Lokasinya cukup strategis di Jalan Braga No.45, Bandung. Braga terkenal dengan deretan café dan restorannya yang unik dan banyak yang masih sisa bangunan kolonial jaman Belanda. Kabarnya Jalan Braga adalah pusat mode sekelas Paris saat tahun 1920-1040an yang kemudian muncul julukan Paris van Java.

Di pinggir jalan banyak seniman yang menjual berbagai macam lukisannya di trotoar. Saat akhir pekan, banyak warga yang melewati Jalan Braga untuk rute larinya. Kalau mau istirahat ada bangku-bangku taman yang apik dan deretan kuliner yang buka dari pagi.

Chez Bon Hostel sepertinya satu-satunya akomodasi murah di jalan ini. Pintu masuknya sangat mungil dan tepat di sebelah Bandros Bistro. Ketika masuk langsung disambut koridor yang digunakan untuk parkir motor. Chez Bonz Hostel menempati lantai 2 sampai 4 bangunan. 


Ada tiga tipe kamar; Small Room dengan dua bed, Medium Room dengan 6 bed, dan Large Room dengan 16 bed. Bed di sini semuanya model bunk bed/tempat tidur tingkat. Fasilitas lainnya adalah ruang tamu dan tv di lantai tiga dan ini nih yang saya suka, dapur di rooftop. Dari rooftop tamu bisa melihat Kota Bandung di pagi hari dan disediakan deretan meja makan dan payung-payung untuk menikmati sarapan pagi.

Chez Bon menghitung harga per bed. Jadi walaupun saya pesan small room dengan dua bed untuk sendiri, harganya tetap Rp150.000. Dengan harga ini tamu sudah dapat free wifi, handuk, sandal, sarapan, dan air hangat. 

Tamu diberikan dua kunci, kunci kamar dan kunci locker. Locker tersedia di setiap kamar sesuai jumlah bed. Lockernya mungil tapi lumayan muat banyak barang asal bukan koper ya. Di tempat tidur juga tersedia universal plug in dan lampu baca tempel. Kalau butuh minum, air minum galon tersedia di luar kamar jadi bawa tumblr sendiri.

Untuk sarapan tamu tinggal naik ke lantai empat/rooftop. Di sini ada dapur lengkap dengan kompor, pemanggang roti, dan peralatan masak. Di kitchen set tertulis setiap tamu mendapat jatah dua potong roti tawar dan satu butir telur. Selai, minyak goreng, margarin, garam, merica, saus sambal, saus tomat dan kecap disediakan. Tinggal suka-suka kita mau dimasak gaya apa. Kalau mau masak menu lain juga bisa tinggal bawa saja bahan-bahannya sendiri. 

Sayangnya hanya Large Room yang kamar mandinya di dalam. Sementara saya harus menggunakan kamar mandi di luar. Ini memang tipikal hostel sih tapi yang namanya pemakaian kamar mandi bersama tetap aja rasanya gak nyaman. Apalagi standar kebersihan setiap tamu beda-beda dan tidak dibedakan untuk wanita dan pria. Saya yang suka main air ini harus cepat-cepat keluar. Minusnya yang lain kasurnya ga seempuk kasur hotel…ya iyalah hehe.

Namun secara keseluruhan hostel ini pelayanannya ramah, cukup bersih, aman dan layak inap. Ini yang namanya murah berkualitas. Tidak heran kalau Chez Bon menjadi pemenang TripAdvisor 2015 Certificate of Excellent. 

Namun secara keseluruhan hostel ini pelayanannya ramah, cukup bersih, aman dan layak inap. Ini yang namanya murah berkualitas. Tidak heran kalau Chez Bon menjadi pemenang TripAdvisor 2015 Certificate of Excellent.   




0 Comments:

Post a Comment