December 22, 2013

Book Review: Travel in Love

Mengajak Kita Jangan Merajut Mimpi Berdasarkan Cerita Orang Lain

Title: Travel in Love
Language: Bahasa Indonesia
Author: Liang Lu & Li Qi
Publisher: Serambi
Year: 2011
Genre: Travel, Drama, Adventure

Buku ini bisa jadi panduan yang ingin berkeliling China namun juga dikemas seperti novel roman. Sepasang kekasih Liang Lu dan Li Q masing-masing membawa warna yang berbeda dalam perjalanan mereka.

Saya tersentuh dengan polos dan tulusnya Liang Lu menyayangi Li Qi padahal Li Qi sendiri tidak begitu antusias meskipun dia tahu membutuhkan Liang Lu. Pasangan hidup seperti ini jarang kita temui, yang berani keluar dari kantor untuk backpacking berjalan-jalan memuaskan akan pemandangan dan budaya.

Lewat buku ini saya juga mendapat pengetahuan baru. Bahwa jaringan hotel Shangri-La yang terkenal itu mendapat nama awalnya dari daerah bernama sama di China yang sangat indah bagaikan surga sehingga diberi sebutan Shangri-La.

Lalu bahwa vampir di film-film China jaman dulu ketika saya masih kecil yang melompat-lompat adalah bagian dari adat misterius suku Miao untuk menyuruh jenazah berjalan sendiri ke makamnya di gunung karena miskinnya daerah itu hingga tidak ada orang yang membawa jenazah ke atas. Mirip dengan tradisi Me’nene-nya masyarakat Toraja, Sulawesi Selatan yang dengan ritual upacara bisa membangkitkan manusia yang sudah meninggal agar berjalan sendiri ke makamnya di tebing-tebing agar tidak menyusahkan orang lain untuk menggotong jenazahnya.

Selain suku Miao masih banyak suku-suku lain di China yang bahkan penulis sendiri baru mengenal budayanya karena lebih banyak tinggal di kota besar Shenzen.

Dalam perjalanan mereka juga bertemu banyak orang dengan berbagai karakter. Ada yang menyebalkan namun beberapa justru menjadi sahabat. Li Qi juga cukup detail menjelaskan budaya dan sejarah tempat yang mereka datangi.

Mereka bahkan sempat membuka penginapan sendiri. Namun yang membuat saya agak kecewa justru pada bagian akhir bahwa mereka kembali ke Shenzen. Saya padahal tadinya membayangkan mereka menetap di salah satu daerah yang indah dan berbisnis pnginapan.

Salah satu yang mengecewakan pada buku ini adalah hasil suntingannya yang tidak cermat. Masih banyak typo di sana sini yang cukup penting. Untuk yang sering membaca buku pasti ngerasain ‘geram’nya kalau baca buku yang masih ada typo dan penggalan kata yang tidak pas.

0 Comments:

Post a Comment