January 2, 2017

The Geography of Bliss, Mencari Negara Paling Membahagiakan

Cara Amerika adalah: Anda punya, pamerkan, Cara Swiss adalah: Anda punya, sembunyikan.


Judul     : The Geography of Bliss
Penulis  :  Eric Weiner
Penerbit : Mizan

Bangsa membentuk negara. Ini terungkap jelas dalam buku Eric Weiner seorang jurnalis Amerika di NPR yang berkeliling 10 negara hanya untuk mencari negara yang paling membahagiakan. Konyol? Tidak! Mencari tahu resep bangsa suatu negara untuk bahagia rupanya juga mempelajari budaya bangsanya, sistem pemerintahannya, dan sejarah berdirinya negara tersebut. Berkeliling dunia untuk suatu misi rasanya lebih seru daripada sekedar jalan-jalan. 

Meskipun dalam beberapa hal Eric terlalu mengeneralisasi karakter bangsa suatu negara namun saya pikir penggambaran dan analisanya cukup mendetail. Buku ini berbeda dibandingkan catatan perjalanan biasa. Buku ini campuran sains, psikologi, tulisan perjalanan yang dibalut dengan humor jurnalistik. 

Penggambaran Eric yang paling lucu adalah ketika menggambarkan karakter orang Swiss. Swiss yang netral, makan cokelat, yang tidak memiliki tentara namun terkenal dengan Swiss Army-nya dan mampu membangun tenda yang kokoh dari hujan dan sapuan angin sementara tenda ia sendiri dan turis dari Norwegia tidak dapat bertahan. 

Beberapa tahun lalu seluruh sistem kereta api Swiss rusak selama 18 jam, yang melemparkan bangsa itu ke dalam keraguan abadi. 


Dari tulisan Eric pembaca dapat mengenal sedikit (a glimpse) dari negara-negara yang dikunjunginya. Qatar yang berlimpah uang namun tidak bebas, tidak memiliki budaya khusus dan lebih seperti keluarga besar daripada negara. Bhutan yang menggunakan Gross National Happiness daripada Gross Domestic Product untuk mengukur kesejahteraan masyarakatnya, Islandia yang meskipun sangat dingin dan matahari tidak muncul sepanjang hari merupakan negara yang bahagia karena mereka menganggap kegagalan dapat diterima. 

Eric menggunakan panduan World Database of Happiness yang digagas Ruut Veenhoven dari Erasmus University Rotterdam untuk menentukan negara yang akan dikunjunginya dari yang memiliki level kebahagiaan tinggi hingga yang rendah. 

Sepuluh negara yang Eric kunjungi adalah Belanda, Swiss, Bhutan, Qatar, Islandia, Moldova, Thailand, Britania Raya, India dan tentu saja Amerika. Namun dari beragamnya bangsa tersebut, beberapa kualitas yang sama ditemukan di beberapa negara yaitu kebahagiaan terkait dengan kepemilikan budaya, bahasa, agama, kepercayaan (trust), dan biofilia (keterkaitan dengan alam). Tentu saja nilai yang dianggap penting di suatu negara mungkin tidak dapat diterapkan di negara lainnya untuk mencapai kebahagiaan. 

Buku ini worth to read dan saya menantikan buku Eric selanjutnya The Geography of Genius: A Search for the World's Most Creative Places from Ancient Athens to Silicon Valley.

0 Comments:

Post a Comment